Rabu, 25 Januari 2012

Abu nyawa

Dimulailah sandiwara kehidupan
Ketika jipo waku melahap sebatang roko kehidupan
Perlahan bibir takdir menggerogoti sebatang nyawa
asap-asap dosa mengepul dengan sia-sia
“Manusia”


jiwa kecil 08

Pucuk Harepan

Da enya geuning kami teu kungsi ngalaman
Pait peuheurna jaman puluhan taun ka tukang
Da enya geuning kami teu kungsi nenjo
Ngabarakna mang rewu bugang
“Tujuh welas Agustustus”  kiwari
kami ngan ukur surak ajrag-ajragan
Cenah mah ngarayakeun kamerdikaan
Naha enya kitu carana?
Gusti
Pang ngumbahkeun ria jeung sum’ah
Tembongkeun Kamon’esan Nagara kula
Luhurkeun harkat darajatna
Piceun hat’e nu cod’eka
(Amin)

15 ,

Berakhirlah

Kami bukanlah asap knalpot Ngeri ini
Tapi solusi bagi polusi Bangsa ini
Bung Chairil !
“Belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa” katamu,
Bagai mana bisa kami jawab Bung?
Sementara mereka makin bercokol di atas sana
Kami berteriak
Mereka bersorak
Kami diam
Mereka senang
Kini semakin jelas
Penindasan
Penjajahan
Adalah semangat beralaskan pengorbanan menuju kejayaan
Kami berperang di keheningan


27 juli

Du’a

“Allohummasolli’ala saidina Muhammad
wa’ala alisaidina Muhammad”
Dina salembar amparan
Rampak kayaning pupujian
Dina sela-sela kecap
Aya keclak jeung renghap
Ya Nabi
Ya Rosul
Ya Muhammad
Na bet mikacinta ka kami ?
“Astagfirulloh hal’adzim”
Anjeun rido jadi cukang pikeun kami ka Sawarga
Tapi geuning kami geus sulaya
Naha pantes kami di pikacinta?
Gusti
Tepungkeun kami jeung Anjeuna
Usap raga jeung sukma nu geus sulaya
Tiupkeun rasa mikacinta ka maranehna
“Subhanalloh walhamdulillah walailahaillalloh”
Gusti
Naha pantes kami di aku umatna


Wajiwa bandung
(muludan)
2011

5 Langkah Dari Pintu Kostn

Malam terasa dingin sekali sementara tangan ini memegang erat sebotol minuman yang memabukan diiringi lagu asmara. aku mewarnai roko putih dengan api yang merah, kepalaku amat pusing saat asap rokok itu mengepul menyerupai wajah dan tubuhmu. aku reguk kembali minuman yang tersisa banyak tak sadar tangan ini mengirimkan sebuah pesan singkat yang tak perlu ku kirimkan, sambil berharap balasan aku menikmati kembali rokok yang telah berkurang kepanjangannya makin banyak kepulan yang aku keluarkan ketika datang balasan darinya ” Ada apa tumben ” wajahmu semakin bergentayangan kembali ku balas pesan darinya “Bisa temani aku  malam ini?” usai ku balas pesan itu aku keluar menuju kamar mandi yang melewati kamarnya sambil perlahan aku melirik ke arah kamar itu… pintu itu sedikit terbuka mata ini sejenak sulit berkedip dikala melihat gaun tipis yang menutupi tubuh itu… “owhh betapa aku ingin menempelkan tangan ini tepat pada tubuhnya” itu hanya keinginan birahiku saja aku kembali menuju kamarku usai dari kamar mandi.. terlihat ada pesan yang belum sempat aku baca cepat sekali tangan ini membuka pesan yang berisi “tunggu aku di kamarmu” hati ini makin tak karuan lalu kembali aku meneguk minuman itu dan menyalakan kembalai sebatang roko. ya aku memang sudah mabuk saat itu insting birahiku semakin memuncak dan tak sabar aku ingin dia menemui aku, cukup lama ia belum membalas pesan dariku dan entah mengapa kaki ini membawaku kembali ke tempat yang tadi aku terhenti sebelum ke kamar mandi pintu itu masih belum tertutup dia pun belum tidur menurutku. hening saat itu kala hujan reda, aku terhentak kaget mendengar handphone di kamarku berdering keras kembali aku mengambil handphone di kamarku ku baca “AKU TAHU KAU MELIHATKU DI BALIK PINTU YANG SEDIKIT TERBUKA MASUK SAJA JANGAN MALU-MALU” tubuhku bergetar beserta fikiran yang kacau dengan menghabiskan minuman aku beranjak ke kamar itu dengan sempoyongan “satu, dua, tiga, empat, lima” tepat sekali langkahku meuju pintu kamarnya namun aku tertunduk melihat ceceran darah yang bergumpalan ketika mata ini ingin melihatnya dia sudah berada di depan batang hidungku sambil tersenyum dengan air mata membisikan “KU HARAP KAU TAK SEPERTI MEREKA YANG HANYA MENIKMATI PEREMPUAN KEMUDIAN DICAMPAKAN AKU MENJADI KORBAN DAN TELAH AKU GUGURKAN KANDUNGANKU SETELAH 3 BULAN AKU SEMBUNYIKAN KINI TAK ADA LAGI YANG HARUS AKU PERTAHANKAN. SELAMAT MALAM”


27 11

Kata Suci Yang Halal

Beribu mata meneteskan kepedihan yang gombal
Bibir-bibir berbisik gombal
Pepatah-pepatah juga gombal
Manusia menjadi gombal
Atas nama wakil rakyat juga gombal
Di kantor gombal
Di jalanan gombal
Di rumah gombal
Berpidato gombal
Kami terlahir di zaman yang kerap akan gombal
Wahai….
Diam
Wahai…
Bisu
Wahai…
Sirna
122011

Warisan Kaum Adam

Gelap langit di Kotaku!
Padat suara jangkrik di kedinginan malam
menemani jiwa yang galau
Aku berkaca pada air yang tergenang di tengah jalan
Khayalan
Bayangan
Keresahan
Masadepan
Terdiam bagai burung kehilangan sayap
Oh Tuhan,
Mengapa tulang punggung masadepan di wariskan
pada kaum Adam ?

140112

SORE di RAOTORT NGUGA

Siapakah yang patut di salahkan?
hati ini memaksa menggerutu ! ya, baru saja aku  mendapat pelajaran akan esensi dari PANCASILA lewat penantian guyuran hujan di sela perjalanan pulang usai dari sebuah tempat dimana ramai orang berlalu lalang berlomba mencari kebutuhan. kotaku yang katanya meningkatkan PENDIDIKAN dan PEMBANGUNAN menjadi saksi bisu akan kata yang hanya bisa ku pendam, ternyata benar sebutir hujan membawa berkah. sore itu hujan begitu deras tanpa sengaja memaksa aku untuk menyaksikan para penggenggam payung nampak basah kuyup demi memberi keteduhan bagi mereka yang membutuhkan, berharapkan imbalan berupa uang yang tidak jelas jumlahnya, alangkah nista ketika payung itu berpindah tangan dia merelakan tubuhnya terguyur hujan dan mengikuti arah langkah si peminjam sampai pada tujuan.
Kurang lebih satu setengah jam aku perhatikan sambil berteduh di trotoar depan gedung toserba yang megah lebih dari tiga lantai. perasaan bangga, terharu, kebingungan, kegelisahan bercampur di kediamanku hingga menjadi pertanyaan - pertanyaan. bagaimana tidak? bila kita melihat seorang anak dengan seragam putih merah rela mencari uang bermodalkan sebuah payung dengan tubuh basah kuyup bahkan kedinginan dan menggigil  telah menggadaikan kesehatannya ! lantas siapakan yang pantas untuk di salahkan? kedua orang tuanya? mereka yang membutuhkan jasanya? pemerintah? atau kah aku sendiri yang hanya bisa terdiam?  dimanakah buah dari KEMERDEKAAN ?
J  A  W  A   B…….!!!


TASIKMALAYA,15012012

KEKASIH BASI

Ada keheningan di pukul sebelas malam
Aku menjadi galau
tanpa kabar angin ku jadikan harapan
akan hilangnya perhatian dan kesetiaan
Benci dan rindu bercumbu dalam bayang - bayang
Kekasih !
Kau telah mengisi ruang batinku yang gelap
Wahai kekasih…..!
Masihkah kau rasakan sisa belai dan kecupan
yang singgah pada keningmu?

untuk kepercayaan yang hilang, 1801