Selasa, 12 Juni 2012

Penantian Puisi

Puisiku lahir di kota lain, Bu!
Tumbuh tanpa asi samping
Ayun ambing serta shalawat
Pengantar menjelang tidur putera mu

Puisiku merangkak
meski tak ada tali pengikat
yang selalu kau pegang sambil membuntutiku

Aku sering merasakan sakitnya jatuh
                                                Terseret
                                    Terjepit
                        Terhimpit
Pun cubitan di tengah berdesakannya
tubuh puisi yang lain
Tapi aku tidak menangis
melihat banyak warna bekas luka pada tubuhku

Tak apa, Bu!
Luka itu abadi, namun menjadi motivasi
Agar kelak aku terbiasa dengan semua itu
Jangan menangis bu!
Biarkan Puisiku tumbuh dewasa
sampai tua renta. Supaya cucu-cucu dari putramu
melahirkan puisi-puisi yang baru
                                                                                                2012